MAMACA
BURNEH
Sebuah
Deskripsi Analitis Macapat
Desa
Burneh Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Madura
Oleh : Luwar
Pendahuluan
Kesenian tradisi merupakan salah satu
unsur kebudayaan sebagai hasil ungkapan kreasi masyarakat dalam wilayah etnik.
Dalam tahapan pembangunan di Indonesia, kesenian tradisi memperoleh perhatian
yang cukup besar, sebagaimana tertuang dalam TAP MPR RI tahun 1988 sebagai
berikut:
Pengembangan kesenian sebagai ungkapan budaya perlu
diusahakan agar mampu menampung
dan menumbuhkan daya cipta para seniman, meningkatkan apresiasi seni masyarakat, memperluas kesempatan
masyarakat untuk menikmati seni budaya serta
membangkitkan semangat dan gairah membangun. Dalam hubungan ini kesenian daerah perlu dipelihara dan
dikembangkan untuk melestarikan dan memperkaya
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. Bagi para budayawan termasuk seniman yang berprestasi
perlu diberikan penghargaan (Himpunan TAP MPR
RI, 1988 , hal. 72).
Mengingat
pentingnya peranan kesenian seperti tersebut di atas, maka kesenian khususnya
seni tradisi sangat perlu pengembangannya sesuai dengan tuntutan zaman dan masa
pembangunan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Sebab seni tradisi milik
seluruh bangsa Indonesia yang merupakan kebudayaan Indonesia. Dalam tulisan ini
penulis memilih judul “Mamaca Burneh
Sebuah Deskripsi Analitis Macapat Desa Burneh Kecamatan Burneh Kabupaten
Bangkalan Madura) dengan alasan sebagai berikut:
1. Alasan Obyektif:
Searah dengan perkembangan zaman, maka kesenian daerah perlu dibina dan
ditingkatkan agar dapat lebih memperkaya kesenian nasional Indonesia yang
beraneka ragam. Di dalam pelaksanaannya terdapat program inventarisasi
kebudayaan yang bertujuan mengetahui ragam budaya bangsa serta nilai-nilai yang
terkandung didalamnya yang mendominasi pola tingkah laku masyarakat Indonesia,
baik dimasa lampau maupun sekarang yang masih berlaku. Maksud inventarisasi
ingin mewujudkan deskripsi dan rekaman kaset (audio) dapat memperkenalkan seni Mamaca kepada masyarakat secara luas.
2. Alasan Subyektif
Berdasarkan kepentingan pribadi
penulis sebagai seorang seniman karawitan, maka kegiatan seorang seniman perlu
keterkaitan dengan program pemerintah dalam rangka pengembangan kesenian yaitu
meningkatkan prestasi seni, merangsang inovasi kearah pengmbangan kesenian
nasional. Penelitian, penggalian dan pengenalan
kembali nilai-nilai dalam seni Mamaca
Burneh Bangkalan Madura yang sangat penting dalam rangka revitalisasi, inovasi
dan berprestasi dalam seni vokal tradisional pada khususnya dan kesenian pada
umumnya. Diharapkan penelitian ini merupakan karya ilmiah yang mempunyai nilai
autentik, karena pengetahuan penulis belum ada yang meneliti dan menulis
tulisan ilmiah tentang Mamaca Burneh
bangkalan Madura secara musikal.
Selain
alasan tersebut di atas, penulisan ini terkait dengan adanya beberapa permasalahan
dalam kontek keberadaan dan perkembangan seni Mamaca Burneh itu sendiri, antara lain:
1. Mamaca Burneh
memiliki ciri musikal khusus yang tidak dimiliki oleh macapat gaya lain,
oleh karenanya perlu penanganan yang lebih serius agar seni Mamaca tersebut
tidak punah
2. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi yang menawarkan hiburan dalam bentuk seni dalam media elektronik yang
memukau dan kurang efektifitasnya system pewarisan budaya, maka generasi muda
sekarang kurang menggemari seni Mamaca,
bahkan larut dan terpengaruh terhadap budaya asing.
3. Belum adanya perhatian dari instansi
yang terkait, baik pendidikan formal maupun non formal.
Gambaran Umum
Desa Burneh terletak di sebelah Timur kota Bangkalan
dengan jarak 9 km. Jumlah penduduknya 5064 jiwa yang terdiri dari 2475 jiwa lak-laki
dan 2589 jiwa perempuan. Ada 3 (tiga)
kelompok mata pencaharian penduduk desa Burneh yaitu : 50% pegawai negeri, 20%
pedagang dan 30% petani (Wawancara : 1991). Kesenian yang berkembang di desa
Burneh antara lain: musik orkes, hadrah, samroh, silat, karawitan, tari, sandhur dan Mamaca (macapat).
Dari beberapa macam kesenian
tersebut, Mamaca mengambil peranan
penting dalam pengembangan dan
pelestarian kebudayaan (kesenian), karena didalam Mamaca mengandung petuah
atau pandangan hidup yang isinya adalah pembentukan moral dan akhlak. Mamaca adalah jenis vokal
tradisionala yang berkembang di daerah
Madura. Di Jawa jenis seni ini disebut macapat. Mamaca menyajikan lagu-lagu tembang yang teks (cakepannya) berbentuk manuskrip
(Mdr: Lajang) dengan huruf arab
pegon dan huruf jawa (Mdr: carakan) yang berbahasa jawa atau
kawi.
Di dalam penyajian Mamaca Burneh pelaksanaannya dilakukan
oleh dua orang. Seorang sebagai pembawa lagu (Mdr: tokang tembang),
sedangkan seorang lainnya sebagai penterjemah teks yang dinyanyikan setiap kalimat lagu oleh tokang tembang
tersebut ke dalam bahasa Madura. Penterjemah tersebut dinamakan peneges
atau (Mdr: tokang teges). Cara membawakan terjemahannya ke dalam bahasa
Madura, menggunakan gaya tekanan mirip aksen dalang dalam seni pewayangan
Sejarah Singkat Mamaca Burneh
Mamaca Burneh merupakan organisasi seni
yang berdiri sejak tahun 1979 bernaung dibawah Kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Daerah Tingkat II Bangkalan Madura dengan Nomor Induk :
44/E/2.G/Bidkes/Jt/1979 dengan menggunakan nama “Permata” ( Persatuan Mamaca atau Macapat Taruna).
Mamaca berkembang dan tumbuh di desa Burneh
Bangkalan Madura, kira-kira tahun 1900. Dengan seorang tokoh bernama Sura (alm). Tokoh-tokoh generasi
berikutnya adalah Hosna (alm), R. Djubir(alm) Abdulah(alm), A. Dimyati (alm)
dan Soma farih (alm). Karena Mamaca
dianggap bentuk kesenian yang penting dalam kehidupan manusia (mengandung nilai
pembinaan akhlak) maka pada tahun 1948 dirintislah sebuah perkumpulan atau
kelompok Mamaca dengan beranggotakan
beberapa tokoh Mamaca antara lain:
Zaini (60 th), Matkufir (60 th), Adenan (62 th), R. Syamsul Arifin (55 th)
Murtazik (59 th). Tokoh-tokoh tersebut termasuk angkatan atau generasi ketiga.
Salah
seorang tokoh Mamaca Burneh yang
bernama Adenan mempunyai hasrat untuk mengadakan peremajaan. Maka pada tahun
1979 dibentuklah kelompok baru yang diberi nama Kembar Grup (kelompok macapat
baru). Nama tersebut hanya bertahan selama tiga tahun. Karena satu dan
lain hal nama perkumpulan ini
dirubah menjadi Permata (Persatuan Macapat taruna). Perkumpulan ini dipimpin
oleh H. Abd. Rasyid Ali (61 th) dengan
anggota sebagai berikut: R. Syamsul
Arifin, Adenan, M. Djuri, Tukimin, M. Ukad, Sumadi dan Sa’budin. H. Abd. Rasyid
Ali dan adenan menjelaskan bahwa cara belajar Mamaca adalah dengan cara mendengarkan dari generasi sebelumnya
atau angkata terdahulu yang masih ada hubungan famili (tradisi oral), baik itu
ayah atau dari kakeknya. Unsur yang menarik untuk belajar dan memahami seni Mamaca adalah unsur petuah atau ajaran
hidup yang terkandung di dalam teks.
Nama-nama Tembang Mamaca Burneh Bangkalan
Nama-nama tembang dalam seni Mamaca Bureh adalah: Arate/Dandanggula, Senom/Sinom, Kasmaran/Asmaradana,
Selanget/Kinanthi, Pangkor/Pangkur, Mejil/Mjil, Maskumabang, Pocung/Pucung, Durma.
Dari 9 (Sembilan) nama tembang Mamaca
tersebut menurut pendapat kelompok Permata yang paling popular dan disenangi
oleh masyarakat Madura adalah tembang Kasmaran/Asmaradana.
Berikut contoh tembang Asmaradana
laras slendro dengan penembang R.
Syamsul Arifin :
Kasmaran / Asmaradana. Slendro
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun :
1991
3 3
3 3 3,
3 213 3….6532123………..
Wonten ca ri
ta kang
dhi ngin
.
. . . . .
6 1
1 1…2612 6
3, 213 3….5321……..
A sal
sa king rom
ne ga ra
.
. . . .
. . . . . .
6 1
2 …..16, 6 2
3…. 1 2121……..1
Ke ka
lih gar wa
ni ri ki
.
. . . . .
6 1
1 1…2612 6
3, 213 3….5321……..
Garwa se
puh ing kang
na ma
1 2
3 3 32 3…..5 , 232 16……..
Su war
sih te dhak ku ma la
. . _.
.
__
. 6
. 1 .
3 .1 2
. 6 .
3 . 53
2 1
Cah ya nya man
cur sang a yu
1 2
3 3 , 21 3….5 232, 1….6……..
Lir ka
di sa si
pur na ma
Ciri
tembang Kasmaran/Asmaradana Mamaca Burneh Bangkalan Madura sebagai
berikut :
1. Setipap akhir gatra seleh diperpanjang dengan tehnik
bergetar/mengombak/vibrasi
2. Pemenggalan suku kata tidak harus
empat – empat, melainkan mengikuti rasa seleh lagu
3. Pada gatra ke 6 (enam) penyajiannya metris (ajeg)
Fungsi Pertunjukan Seni Mamaca Burneh
Mamaca Burneh Bangkalan Madura berfungsi
sebagai kegiatan sosial yang mengandung unsur religi (sosio religious) misalnya
: pelet beteng (jw: tingkeban), 40 hari kelahiran anak, perkawinan
(kemanten0, selamatan atau syukuran dan pelengkap upacara – upacara non
religious seperti peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI. Akhir – akhir ini
fungsi Mamaca sebagai seni hiburan
Nama – nama serat / lajang yang dibaca antara lain :
1. Serat Mursodo adalah sebuah cerita mengenai Negara
Rom (Romawi) yang menceritakan seorang
putra raja mengembara kesana – kemari dan mendapatkan banyak pengalaman.
Akhirnya ia berhasil juga mencapai tujuannya.
2. Serat Nurbu’et adalah serat yang menceritakan riwayat Nabi Mohammad SAW mulai
dari lahir sampai meninggal
3. Serat Ghorib adalah cerita dua orang bersaudara
yang lahir di dalam gua. Ghorib (bahasa arab) tempat pengasingan. Cerita ini
mengisahkan kehidupan Ghorib yang dipelihara oleh jin Efrit
4. Serat Yusup menceritakan riwayat Nabi Yusup,
serat ini biasanya dipergunakan dalam
acara pelet beteng , oleh masyarakat Madura hal tersebut sudah menjadi
kepercayaan agar si anak yang dilahirkan
berwajah tampan bila laki – laki,
dan kalau lahir perempuan berwajah cantik
5. Serat Lokoyanti adlah cerita yang mengisahkan Negara
Mejayin, atau cerita tentang raja Dulangmas
6. Serat Angenggranis adalah menceritakan perjalanan hidup
dari Imam Suwongso yang tidak betah hidup di rumah, karenannya ia
mengembara
Menurut
H. Abd. Rasyid Ali , serat Lokoyanti dan Angrengganis itu berasal
dari serat induknya yaitu serat menak. Serat (lajang) yang sering dibawakan adalah serat
Mursodo, alasannya serat ini yang
paling disukai oleh masyarakat pendukungnya.
Tata Pentas dan Bentuk
Penyajian
Menurut pengamatan penulis Mamaca
Burneh mempunyai bentuk pementasan yang sangat sederhana. Tata pentas yang
digunakan yaitu sebuah bentangan tikar di lantai yang ditempati oleh beberapa
orang (seniman Mamaca) duduk melingkar dengan cara membawakan tembang
secara bergantian. Waktu penyajian Mamaca
biasanya dilakukan pada malam hari mulai pukul 20.00 s.d 24.00 WIB. Adapun
skema pentas sajian Mamaca Burneh
Bangkalan Madura sebagai berikut:
Keterangan :
X 1 :
Tokang Tembang
X 2
: Tokang Teges
: Bentangan Tikar
Jenis tembang Mamaca
Burneh
1.
Artate / Dandanggula Slendro
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun :
1991
. . . . . .
. . .
. .
. . . . . . . .
2 36 6
1 1 1
126 126 12 1635356……
Da tan
ka war na
lam pah e ne
ki
6 12321321 1
6 6 6
6 6 6…16 63………..
Sri na rendra kang e nom
gar wa nya
3 3
3 3 5
2 23 3….56153232……..
De wi
Sun da ri
was ta ne
.
. . .
. . . . . . . .
2….3 3
3 3 3 3 35235
A pi kir
jro ning kal bu
6 3
3 3…53 231 1
2 3563 21…
1
Ka di
pu na pa a
wak ma mi
1
1 1 1
1 121 6
Ti
gang sa si
tan prap ta
.
6 6 1
1.563 615 3…232……..
Na ta e
rom wa u
.
2
3 5 5
3 5 6
5…356165 ……5
Da tan
e ling ka
lih ku la
. .
. . . .
. . .
. . . . .
.
2 3
3 3 3
3 3 3
5 2 21612 2
A na
a pa tan
kas ma ran
maring ma mi
.
. . .
. . . .
2 2
2 2 26132
65 3….5235 ………
Do sa
na pa wak ing
wang
2.
Pangkor Slendro
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun : 1991
. . .
3 3
3 3 32, 35361216 3
3….532121………..
Gunen tah
ing kang ko ca pa
3 3
3 3 3
3 3 32 23…5 232 16……
Wonten ma
lih ca ri
ta kang wi
nar ni
.
. . .
. .
2 1
2 6 53
3 6
12……2
Pak nam bi
kang as ma i
pun
. .
. . .
. . . . . .
2 3..212 6
53 3 31 1.2321632121………….
Em bok nambi garwa
nya
.
. . .
. .
. . .
. . . . . . .
61
1 1 1
1 1 1
2 2 23 1
21216 ….6
Ing sa
ben di na
ne a ngon lembu
ni pun
. . _.
. . . .
. 3
. 6 .
1 -2 2
35 3 6
3 3. . 532 1…….
Da tan mu rah sandhang pa
ngan
1 2
3 3 32 235
23 216……..
Lampah- e
ki rang u
ta ma
3.
Senom Slendro
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun : 1991
.
. . .
.
5 6 1 5 5 6 161 2…..3
Gen ti
a ing kang wi nar ni
6 1 53 2 2 1235 2
32321……….
Kang won
ten ing gu wa
ngri ki
.
. . . .
. . . . .
1 2 2
2 2 2 2321 6………….
Kang a
ran gho rib
pu ni ka
.
. . . . . . . . .
1 1 1 1 1
23 121 65………..
Ar sa ma
tur ing yang
ni ki
. . .
5 6 1 5 5 61 2……………
Jin e
frit was ta ne ki
.
6 1 53 2
21 35 2
32321……..
Duh gus
ti e yang
pu ku lun
.
. . . . . . . .
1 2
2 2 2 2321 6………..
Ka wu
la ma tur
ing yang
. . . . . . .
. . .
1 1 1
1 16 23 121 65……….
Sin ten
ra ma I
bu ma mi
. . .
. . .
-
5
- 6 - 21 62
1 - 62
15 2 2
3 21 6
Mu gi e yang mu gi e yang
6 1
2 2 21 2….3 121 65…………
Pa
ring o ning
ing ka wu la
4.
Maskumambang Slendro
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun : 1991
.
. . . . . . . . .
. . . . . . . . . .
2 3 3 3 3 3
3 2 2
2 21 1…23523216
U mar
ma ya
lam pah e
a me ling
me ling
. . .
.
. . . .
1 232 6 6 65 561261613……
Ki dul a ma
nge tan
2 1 2
6 6 1
213 3…………….
Nga lor
ngu lon tan
a ngek si
2 1 2
6 1 3
532 2………
Kang si
ne dya jro
ning na la
5.
Durma Pelog Barang
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun : 1991
. .
7 7….5 5
6…..7, 6 7
2 3 , 67 5767 2343 2……..
Sam
pun le
pas lampah e sang
de wi rat na
. . . . . . .
7 23
3 3 3 327 7
Ko ca
pa wa yah en
jing
. . .
7 7 7
23 , 7 27672356
Ret na
de wi prap
ta
.
. . . . . .
672 2
2 , 2
3 327 7
Ing te
ngah wa na
wa sa
6 7 53
2 , 3
3 56 6………….7
Ngi so
re ka yu
wa ri ngin
2 2 3
4323 2
Ken del
se da ya
672 2
2 2 , 35…6 35 32…….
Sam pun
sa mi a ling gih
6.
Selanget / Kinanti
Pelog Barang
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun : 1991
5 6 7 7 5 5 576 57653………………
Per ku tut mu ni a ngung
kung
3 5 67656 6
5 6 765 327276……………..
Pencok a ne blimbing ma nis
6 7 2 2
2 3 23 3
To lop to
lop da tan
ke na
3 35 32 7
3 32 27 6……………..
Da tan o
ra da tan
ke nek
6 7 2 3
2 76 72 3
Sa pa ba
ya ma sang
gu na
. .
.
6 7
327 2 76 3
532 2……….
Panglu lut la
wan pe nga
sih
7.
Mejil Pelog Barang
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun : 1991
.
2 3 6 6
6 6 7
2 76 6
A dhuh
ra den a
nak ing sun
gus ti
.
. . . .
5 6
7 2 342 37 ………….
Da tan
nya na ing
wong
.
.
3 2
6 7 6
3 3 3 3 3
La mun
si ra ke te
mu ing ke
ne
7 2 3
3 3 3
4 5 7653
3………
Ing sun ngu
la ti nge
la yu bu mi
. . .
6 7 7232 6
3 3
Na nging
tan pi nanggih
3 3 3 3 36732 2……….
Sun nya na
wus lam pus
8.
Pocung Pelog
Barang
Nara Sumber : R. Samsul Arifin
Transkrip : Luwar
Tahun : 1991
__ _ __
__ __ __
__
6 7 53 6
. .6 56
75 65 35 65 3………
Pe sen ing
sun mring sira se
da ya ni
pun
_ _ __
.7 6 .7 5 32 7….3 ………
Ru kun kla
wan sa bar
_ __ __
.3 33 2
7 32 7
6 …………
Dar ma we weh mring
se sa mi
__ _ __ __ __
__
6 7 53 6
.3 33 2
.3 43 24 3
A yem ten
trem mul ya donya
lan a khe
ra
REFERENSI
1. Pustaka
Rohaedi, Ayat, 1986, Kepribadian
Budaya bangsa (Local Genius),Jakarta, Pustaka Jaya.
Issatriadi, Drs, 1976/1977, Ensiklopedi
Seni Musik dan tari Tradisi Jawa Timur, Surabaya,
Proyek
Pencatatan Kebudayaan Kanwil Depdikbud Propinsi jawa Timur
Pringgodigdo, AG,1973, Ensiklopedi
Umum, Yayasan Kanisius
Safiudin, Asis, 1977, Kamus Bahasa Madura Indonesia,
Jakarta, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
-------------------------, 1988, Himpunan Ketetapan
MPR RI, Surabaya, BP.7 Propinsi Jawa
Timur
2. Nara Sumber:
1. H. Abdul Rasayid Ali, Pimpinan Mamaca Permata dan tokang teges.
2. Moch. Djuri, anggota sebagai tokang
temmbang.
3. Adenan, anggota sebagai tokang
tembang.
4. R. Syamsul Arifin, anggota sebagai
tokang tembang.
5. Doefia, anggota sebagai tokang teges.
6. Shabu”din, anggota sebagai tokang
tembang.
7. Moh. Ukad anggota sebagai tokang
tembang.
8. Drs. Boehari, anggota sebagai tokang
teges.
Biodata Penulis
Luwar, lahir di
Tuban 49 tahun yang lalu tepanya tanggal, 5 Nopember 1963, lulus STKW tahun
1993, lulus ISI Yogyakarta tahun 2003. Sekarang bekerja di UPT Dikbangkes
Sekolah dan masih aktif sebagai staf
pengajar jurusan karawitan STKW Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar