Kamis, 01 Desember 2016

DESKRIPSI  
KARYA MUSIK  KA’ BENGAL”
Disajikan pada Parade Musik Daerah Ke-5
Taman Mini Indonesia Indah Tahun 2016
 Oleh : Joko Susilo


1.     LATAR BELAKANG
Sebagai sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan, Madura sering disebut juga dengan nama Pulau Garam, menjadi justifikasi bahwa sebagian besar mata pencaharian masyarakat di pulau Madura sebagai petani garam, dan nelayan. Menjadi sebuah penjelasan tentang profesi dasar dari sebagian besar masyarakat Madura yang sangat menggantungkan sumber nafkahnya dari lautan. Karakteristik masyarakat madura pada dasarnya banyak dibentuk dan dipengaruhi oleh kondisi geografis lahan pertanian tadah udan yang cenderung tandus sehingga survivalitas kehidupan mereka lebih banyak menggantungkan pada lautan sebagai sumber pencaharian utama. Merekapun dibentuk oleh kehidupan bahari yang penuh dengan tantangan dan risiko sehingga memunculkan keberanian jiwa dan fisik yang tinggi, berjiwa keras dan ulet, penuh pecaya diri, defensif dalam situasi bahaya dan genting.  Bersikap terbuka, lugas dalam bertutur, serta menjunjung martabat dan harga diri. Watak dasar bentukan dari iklim bahari tersebut menjadi cerminan dari ekspresi kehidupan bersosial dan berbudaya masyarakat Madura.
Namun harus diakui bahwa bawaan dari perangai, perilaku, dan sikap orang Madura yang pada dasarnya sangat tegas dan kemudian terimplementasikan dalam perangai, sikap dan perilaku spontan dan ekspresif ini kadangkala muncul dalam takaran yang agak berlebihan. Sehingga makna ketegasan yang terkandung di dalamnya dapat bergeser menjadi “kekerasan”. Namun pergeseran ini tidak mungkin terjadi tanpa adanya kondisi-kondisi yang membentuknya. Kondisi sosial budaya yang paling kuat adalah ketika orang Madura merasa dilecehkan harga dirinya sehingga mereka merasa tada’ ajina (tidak ada harganya). Hal  yang terjadi pada kasus-kasus Carok adalah sebagai gambaran terhadap pelecehan harga diri.
Bagi sebagian masyarakat yang memiliki keterbatasan bergaul dan bergelut dengan lautan  memilih profesi sebagai petani dan pedagang, sebagian lagi pergi merantau dan menyebar  ke berbagai wilayah di nusantara. Barangkali tidak berlebihan jika dikatakan bahwa di bagian mana pun dari wilayah Negara Kesatuan RI dapat ditemukan orang Madura, sebagai individu, dalam kelompok besar maupun kecil. Hal ini menandakan bahwa daerah tujuan merantau orang Madura mencakup seluruh pelosok Tanah Air dan telah berlangsung beberapa abad yang lalu. Misalnya, di daerah Puger (pantai selatan Jawa Timur termasuk wilayah Kabupaten Jember) telah ada masyarakat Madura sebelum dibukanya perkebunan pada awal abad ke-19. Pada umumnya daerah tujuan utama orang Madura merantau adalah ke Pulau Jawa, kemudian ke pulau-pulau lain di Indonesia termasuk Kalimantan.
Sebagaimana pada umumnya perantau, tujuan utama merantau orang Madura adalah berdimensi ekonomik, yaitu untuk memperoleh penghidupan yang lebih baik. Pada perkembangan selanjutnya tak luput dari dimensi sosial-budaya. (A.Latif 2008:2). Jika orang Madura pergi merantau maka yang akan dituju pertama kali adalah sanak keluarganya yang lebih dahulu berada atau bermukim di sana. Sebagai pendatang baru, terutama bagi mereka yang pada dasarnya berasal dari kelompok sosial ekonomi marginal, mereka tetap membutuhkan tempat penyanggah sebelum berhasil meraih penghidupan yang lebih baik.
Keberhasilan perantau Madura secara ekonomik ditandai
dengan tingkatan kehidupan yang lebih baik daripada rata-rata tingkatan kehidupan penduduk asli sudah secara umum diakui karena keuletan orang Madura dalam mencari nafkah. Keuletan ini merupakan manifestasi dari ungkapan kar-karkar colpe' yang dipegang teguh oleh orang Madura dalam mencari nafkah. Lebih jelasnya, orang Madura akan selalu berperilaku layaknya seekor ayam yang mencakar-cakar tanah mencari makanan meskipun yang didapat hanya sedikit tapi terus saja dilakukan penuh semangat dan keuletan sampai akhirnya kenyang. Misalnya ketika mereka secara terang-terangan melakukan transaksi bisnis (jual-beli) emas di depan toko emas, atau menjajakan perangko (termasuk amplop dan kertas surat) di kawasan kantor pos dengan rasa percaya diri dan tanpa rasa takut akan menderita kerugian.
  Latar belakang budaya yang terbentuk dari akumulasi berbagai  situasi dan kondisi sosial masyarakat Madura yang berwatak keras, polos, terbuka dan hangat, religius, berani dan pekerja keras, sebagi cerminan dari bentuk-bentuk kesenian yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Madura. Sebut saja tari Muang Sangkal yang dalam unsur-unsur geraknya mengandung simbol-simbol ajaran agama Islam, seni pertunjukan sandur yang merupakan salah satu bagian dari kegiatan upacara ritual yang bersifat adat, musik hadrah, kesenian Mamaca, yang  merupakan representasi dari pandangan hidup yang sangat Islami dari masyarakat Madura. Demikian juga dengan musik saronen sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pertunjukan karapan sappe, musik ghul-ghul, kenong telo’ , dari permainan instrumennya  menyajikan nuansa musikal yang sangat dinamis dan tegas, sangatlah sesuai dengan karakteristik dari masyarakat Madura.
Pemanfaatan kekayaan alam sekitar sebagai alat  musik merupakan suatu sikap kebijaksanaan dalam salah satu kehidupan berkesenian di Madura. Sebut saja yang terjadi pada Musik Thong-thong, musik Okol  sebagai yang mengiringi kegiatan perlombaan merpati, ojhung (pertarungan dengan rotan), keket (gulat), sebagian besar alat musiknya berjenis kenthongan yang terbuat dari bambu ataupun kayu. Demikian pula dengan jenis kesenian Galundhang, sebuah orkestrasi gamelan yang semua instrumennya terbuat dari bambu maupun kayu. Bukan terbuat dari logam. Suatu sikap kearifan lokal dalam mengormati alam yang sejalan dengan karakter sosial budaya, dan dari segala sendi kehidupannya.

2.     JUDUL
Pemilihan kalimat sebagai judul dengan menggunakan Bahaa Madura dimaksudkan untuk lebih mendekatkan pada karakter yang sejiwa dengan tema yang diangkat sebagai landasan penciptaan karya musik. KA’ BENGAL terdiri dari dua buah suku kata yakni ; KA’ merupakan penggalan dari kata KAKA’ (Indonesia : kakak). Adalah sebutan atau panggilan bagi laki-laki Madura yang usianya lebih tua, atau dimaksudkan untuk lebih menghormati. Sedangkan BENGAL artinya berani.  Penggabungan keduanya dapat  memiliki arti “laki-laki (madura) yang berani”
KA’ BENGAL merupakan judul dari karya musik yang berlatar tradisi musik madura, sebagai ungkap ekspresi dari sikap dan sifat laki-laki madura dalam berjuang untuk kehidupan yang lebih baik.



3.     SINOPSIS
Ulet, berani, pekerja keras, adalah karakter lelaki madura yang terbentuk oleh typologi alam kepulauan yang tandus dan gersang. Daya juang yang sedemikian kuat, berani beresiko dan bahkan berspekulasi, menunjukkan bahwa bagi lelaki madura, tidak ada yang tidak mungkin untuk dapat diraih. Bekerja keras untuk bekal kemakmuran di dunia dan kedamaian pada saat nanti menghadapNya.    
Gambaran akan perjuangan dalam meraih cita tersebut diekspresikan dalam sebuah komposisi musik dengan judul ‘KA’ BENGAL’. Di dalamnya tertuang berbagai materi yang ditata secara kreatif, apik dan dinamis dengan memanfaatkan idium-idium garap musik etnik madura.  Kenong telo’, thong-thong, saronen, kejungan,dan trebangan, adalah wilayah konsentrasi garap yang dipadukan dengan permainan ritme pada gamelan untuk menjadi satu kesatuan garap komposisi yang utuh.

4.     IDE GARAP
Ketika tanah tidak lagi dapat menopang keberlangsungan hidup berkecukupan apalagi berlebih, manakala lautan semakin pelit memberikan isi perutnya untuk menyangga kebutuhan hidup, maka Tuhan selalu memberikan kekayaan alternatif untuk dimanfaatkan bagi pemenuhan hidup keluarga. Keberanian dan kenekatan untuk merantau, berekspansi ke daerah lain di luar bumi kepulauan yang ditinggalinya merupakan anugrah luar biasa bagi masyarakat madura, utamanya bagi kaum lelaki. Berhijrah bahkan tanpa membekali diri dengan pengetahuan dan ketampilan yang mumpuni. Hanya keberanian, ketekunan, keuletan, dan ketaqwaan sebagai bekal utama untuk berjuang mengais hidup.
Keberanian dalam menghadapi tantangan dan rintangan, ketekunan dan keuletan dalam bekerja, merupakan nilai-nilai perjuangan yang pantas diteladani dari lelaki madura. Seakan tiada pekerjaan apapun yang tak bisa dikerjakan, gengsi, malu, sungkan adalah bahasa yang tak pernah dikenal. Perjuangan hidup adalah sebuah value  yang agaknya sangatlah pantas untuk diangkat dalam karya musik dengan judul “Ka Bengal” ini.  Di dalamnya berupa penggarapan dari rangkaian suasana, ekspresi dari beragam peristiwa perjuangan hidup yang dialami dan dilakukan oleh lelaki madura. Rangkaian suasana tersebut dituangkan dalam penggarapan materi-materi yang berangkat dari musik tradisi masyarakat madura.

5.     KONSEP GARAP
Materi garap dalam karya ini berangkat dari mengolah dan memanfaatkan idium-idium garap  musik tradisi madura baik instrumenal dan ataupun vokal yang hidup dan berkembang di wilayah budaya Jawa Timur. Penggarapan material tersebut tentunya tetap mempertimbangkan kesejajaran dan kesesuaian yang sejiwa tema sebagai landasan karya, dengan harapan agar lebih mudah dikuasai, dicerna dan disajikan, sekaligus sebagai salah satu media penyampai pesan-pesan kepada generasi muda.
 Pendekatan garap memanfaatkan berbagai unsur garap pada budaya musik etnik Madura  dengan penekanan pada pengolahan ritme, dinamika, melodi,  tempo, irama, birama, cengkok dan lain sebagainya. Sebagai sarana ungkap dari peristiwa yang menghasilkan berbagai suasana, materi-materi tersebut diramu, dipadukan dan diselaraskan dengan materi-materi baru hasil dari olah kreatif. Dari proses meramu berbagai jenis materi tersebut dalam penyajiannya diharapkan mampu berdiri sebagai sebuah komposisi musik yang utuh, menarik dan berbobot baik dari segi isi maupun wujudnya.
Penyajiannya dikemas dalam sebuah pertunjukan konser musik tradisi dengan durasi lebih kurang 6 menit (batasan durasi ditentukan panitia yakni 5-7 menit).  Di dalamnya merupakan penggarapan dari beberapa materi tradisi misalnya : kejungan lan-jalan, kenong telo’, trebangan banjari, saronenan, pelog temor, musik thong-thong, dan lain sebagainya. Bermacam materi tersebut diolah sehingga bisa jadi menghasilkan cita-rasa yang berbeda namun diupayakan tidak meninggalkan esensi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Penggarapan tata gerak dari pemusik disajikan sebagai  bentuk ekspresi musikal yang diharapkan dapat lebih memperkuat karakter dari masing-masing materi, utamanya pada wilayah totalitas penyajian sebagai sebuah pertunjukan.

6.     RICIKAN DAN TATA LETAK
Karya musik tradisi “KA’ BENGAL” ini menggunakan ricikan tradisi Madura terdiri dari ; dhug-dhug/thong-thong, saronen, suling, rebana/trantam, yang dipadu dengan ricikan gamelan laras slendro terdiri dari ; bonang barung, demung, sarin dan kempul. Demi memudahkan komunikasi antar pemusik, selain dari pertimbangan artistik maka tata letak ricikan ditata sebagai berikut :
 






Keterangan :
1 :
Dhug-dhug 1
  9 :
Saron 1, saron 2
2 :
Dhug-dhug 2
10 :
Dhug-dhug 4
3 :
Dhug-dhug 3
11 :
Demung 1
4 :
Bonang Barung
12 :
Dhug-dhug 5
5 :
Rebana/Trantam
13 :
Dhug-dhug 6
6 :
Kendang
14 :
Demung 2
7 :
Saronen, Suling
15 :
Jidor
8 :
Kempul



7.        DESKRIPSI  SAJIAN

1.    INTRODUKSI  : Buka Bonang            
      
_#  .  j@!       j.6 j66 j66 6     j6! j!6 j!!  j6!     j!6 j!! j^! j53 g2

_5     6  1     g2  _ 31/2

j.5  3  j.6 j53    j56 j.6 j53 2     j21 j.6 j.5  3      5  6  .  g1
.   .  .  !     .  .  .  !     .  .  .   !      2  3  5  g6
j@!  j.@ j!6 5        j@! j.@ j!5    6     5   !      5  6     3  2    1    g6
j61j  23 2  j13    j.1 2  j65 j32    j.2 j35 g6

2.    Trek Trekan;

.   j.6 .  j.2    j.5 6  .  j.6    .  j.1 j.2  3
_.  3  .  3     .  3  .  3     .  3  .   3      .  3  .  3_2x




3.    Vokal

 @   #    #    #    3    3    z3x c2
  O di’    di-     ka        ka-nak            leek

@   @    @    @    #    @    !    6
Jhe     perak  ngal      Bengal marde

Balungan Isen isen
z2c3      z2c3  z1x2c3      z1x3c2
balungan

#   #    #    %    #    @         z!x@x#x  %x c#
Ka de-           je         me      -lli        -a                     sarkaje le’

#        #    #    #    @    z!x@x!c^
Dher di         -ka       odik’e             se molje
g6
_.  3  .  2     .  1  .  6      .  3  .  5     .  3  .  2
.   1  .  6     .  2  .  j12     j.3 2  j16 j.1    2  2  1  6
.   .  .  3     .  5  .  6      j61 j.3 j21 6

4.    Perkusi

_jBBj.B  jBB j.B       B  B  jBB     gB_8x
_I     P  I        I  P  B_2x

5.    Terbangan

­_.  . jBB .        .  jBk.B         j.B B_ 2x
_.  j.B . j.B       .  jBk.B         j.B B_ 2x   
_.  . jBB .        .  jBk.B         j.B B_ 2x

Transisi
jBI j.B I   jBI       j.B I  jII



6.    Bonang

_@  j6! j.5 j.6    j.3 j33 5  !      j.2 j22 2  3     j.2 j22 2  3_2x
@   5    6     .     1  z@c!     .  6  z1c2 z3c2    z3c5    6


Kenong telok
_5  3  5  2_ 8x

jBI  jIB   jBI   jIB      jBB     jBI jII I 

7.    Vokal Koor
.
.   .  .  j@jjk.6   j.@ .  .  j#k.!    j.# .  .  j!k.5   j.! .  .  @
       Tak sa       -la                     tak lo   -   pot                paste      -na                be-

.   6  !  g@
ngal ma- te
8.    Dug Dug

­_. .   j.B .     .  .  j.B .      j.B .  j.B .     .  jBB B  g.       
. . j.B .        .  .  j.B .      j.B .  j.B .     <

Sronen
_@  @  !  #@!#  @!#   @! 6

Balungan
g2
_j23 j.3   2     j35 j.5 3         j56 j.6 5        j35 j.3 g2_4x
_.  j.2 j22 .     .  j2k.2         j.2 g2_2x
                        j.1     j.2 g3
_3  3  3  3        3  3  3  3     3  3  3



9.    Kendangan

B   I  B  I     B  I  B  I      B  I  B  I     B  B  B  j.B
jOB   jIk1I BI    O  jOB jIk1I BI   O 

Balungan pelog temor

_. .   .  .     .  j61 j61 2      .  .  .  .     .  2  .  2
. . .  .        .  j61 j61 2      .  .  .  .     .  2  .  2
.   .  .  .     .  j12 j12 3      .  .  .  .     .  3  .  3
.   .  .  .     .  j61 j61 2      5  3  2  5     3  6  1  2
5   3  2  5     3  6  1  2      5  3  j.2 1

11. Dug dug
.   .  .  .     .  .  .  j_jBB    j.I j.B I  jBB    j.I j.B I  jBI
jIB  jII jBI jIB   jIB I  .  jBjk.B    j.B jIk.Ij.I j.B    jIB I  .  jBI 
j.B IjBI j.B       jBB jBI I  _2x


Vokal
5   6  #  @     !     .  .      @  #
Oreng  Ma       -du         -ra                                  ya-  le


­ gjBk.I  
_j.B j.I  jBI     jBjjjk.I     j.B     j.I jBI gB

_. j56  j56 !     @  zj5c6 j56 !      .  j56 j56 !        @  6  j6@  !
   Jek ko’   tako’ di         -      ka   mun tak salah                mun dika takok   di    -ka sesossa

 . .  !  @
                 Ya-le





12. Terbangan

­ gjBk.I  
_j.B j.I  jBI     jBjjjk.I     j.B     j.I jBI gB       

5   6  #  @     !  .  .  .      j@# j.@ #  j@3    j.@ #  .  .
Kacong  Ma    -du         -ra                                  ya-leya-  le    ya-le       ya-  le

%   #  @  #        !
Kacong    Madu                   ra

13. Penutup 
          jg!5
j6!  j56 j!5 j6!    j56 j!6 j53 j21     j23 j12 j31 j23    j12 j35 j32 1
3   5  6  !     j6! j.6 j.5 j.3     5  j32 j.3 j21    !  j.! .  !
j.!  .  j!! j!!
















Sumber bacaan:

Wiyata, Abdul Latif. 2002 & 2006 , Carok : Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura. Yogyakarta: LkiS

Wiyata, Abdul Latif. 2008 , Manusia Madura: Pandangan Hidup, Perilaku dan Etos Kerja. Pemetaan Kebudayaan Jawa Timur. Kompyawisda, Jawa Timur.

Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura. Yogyakarta: Pilar Media.























Lampiran :

1.     Daftar Nama Pemusik
Komposer : Muhammad Maskur
NO.
NAMA PEMUSIK
INSTRUMEN/RICIKAN
1.     
Muhammad Maskur
Dhug-dhug 1, trantam  (rebana)
2.     
Mochamad Pungky Hartono
Dhug-dhug 2, trantam (rebana)
3.     
Muhammad Ihwan
Demung 1, Jidor
4.     
Catur Fredy Wiyoga
Saronen, Suling, Trantam (rebana)
5.     
Nodia Indra Saputra
Demung 2, trantam (rebana)
6.     
Bayu Sugianto
Saron 1, trantam (rebana)
7.     
Yudistira Sugma Nugraha
Dhug-dhug 3, trantam (rebana)
8.     
Adlin Mustika Alam
Saron 2, dhug-dhug 4, trantam (rebana)
9.     
Eko Putera Pribadi
Bonang barung
10.  
Yatimin
Bonang barung
11.  
Yusuf Setiawan
Kempul
12.  
Karvian Vega Alvian
Kendang



















13.  Foto-foto latihan dan pergelaran


 
 













                                    Foto 1. Latihan di kampus STKWS


 
 















                                    Foto 2. Latihan di Kampus STKWS


 
 














                        Foto 3. Cek Sound & Orientasi Pentas


 
 















                                    Foto 4. Tim Pemusik



 
 














                                    Foto 5. Pertunjukan



 
 














                                    Foto 6. Penyaji Terbaik



Tidak ada komentar:

Posting Komentar